Thursday, February 22, 2007

Labu Siam Pereda Hipertensi

Natural Healing Thu, 17 Nov 2005 15:45:00 WIB

Air perasan labu siam ternyata bermanfaat. Tekanan darau Trisno dan Endang yang semula melonjak bisa kembali keangka normal. Padahal, hanya lima hari, setiap pagi dan sore, mereka minum air perasan labu itu.

Trisno (49 tahun) dan Endang (43) sama-sama pengidap hipertensi. Tanpa obat, tekanan darah Trisno mencapai 240/130 mmHg, sedangkan Endang 205/120.

Dengan obat antihipertensi generik, tensi prig kelahiran Wonosobo dan wanita asal Purwokerto, Jawa Tengah ini, turun ke angka 160/100 mmHg saja. Meski pengusaha mebel itu sudah berobat ke mana-mana dan berbagai tanaman obat telah dicoba, hasilnya tetap sama.

Di awal Januari lalu, seorang pelanggan mereka menganjurkan untuk minum perasan air labu siam. Resepnya, satu air labu siam. Resepnya, satu buah labu siam segar diparut lalu diperas, dan air perasannya diminum setiap pagi dan sore.

Setelah lima hari, tekanan darah mereka turun menjadi 140/80 mmHg. Hingga kini, keluhan gangguan hipertensi seperti sakit di belakang leher, sering pusing, dan merasa lemas tak pernah lagi mereka alami. "Dokter hanya memberi 2 x 1/2 tablet captopril 25 mg per hari untuk menjaga agar tensi kami tidak naik lagi," kata Trisno.

Siapa tak kenal labu siam? Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal sebagai sayuran buah yang menyehatkan. Buahnya bisa dimasak sayur lodeh, oseng-oseng, atau sayur asam. Pucuk batang dan daun mudanya biasa dibuat lalap, sebagai teman makan nasi.

Di Meksiko, umbi yang berumur setahun dijadikan makanan lezat setelah direbus. Tak heran, tanaman yang di Jawa Tengah dikenal sebagai labu jipang, manisah (Jawa Timur), waluh siam (Jawa Barat), dan di dunia internasional biasa disebut chayote ini dijadikan cadangan pangan bagi penduduk Meksiko.

Tumbuhan ini ditanam orang di ladang atau di halaman rumah. Tumbuhan bernama Latin Sechium edule reinw ini batangnya menjalar dan melilit, sehingga perlu ditanam berdekatan dengan pohon lain atau disediakan punjung-punjung agar batangnya dapat melilit. Tanaman ini asli Amerika Selatan, daunnya berbentuk lekuk tangan, sedangkan buahnya berbentuk genta.

Efek Diuretik
Menurut Sudarman Mardisiswojo dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, tanaman yang di Manado bernama ketimun Jepang ini, buahnya mengandung vitamin A, B, C, niasin, dan sedikit albuminoid. Karena bersifat dingin, jika dimakan terasa sejuk dan dingin di perut.

Dr. Setiawan Dalimartha, Ketua II PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur), menyebut daging buahnya terdiri dari 90 persen air, 7,5 persen karbohidrat, 1 persen protein, 0,6 persen serat, 0,2 persen abu dan 0,1 persen lemak. Juga mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat kimia yang berkhasiat obat.

"Buahnya mengandung zat saponin, alkaloid, dan tannin. Daunnya mengandung saponin, flafonoid, dan polifenol," kata Dr Setiawan.

Dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, Sudarman hanya menjelaskan bahwa buah tanaman ini baik untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, serta menurunkan demam pada anak-anak karena mengandung banyak air. Maksudnya tidak ada penjelasan kandungan mana yang bisa meredakan darah tinggi.

Dr Setiawan menduga, selain bersifat diuretik (peluruh air seni), kandungan alkoloidnya bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat. Oleh sebab itulah, labu siam bisa menurunkan darah tinggi.

Seperti diketahui, melalui air seni yang banyak terbuang akibat sifat diuretik dari labu siam, kandungan garam di dalam darah pun ikut berkurang. Berkurangnya kadar garam yang bersifaat menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung dalam memompa darah, sehingga tekanan darah akan menurun.

Sementara itu R. Broto Sudibyo, Ketua SP3T (Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional) Yogyakarta, menyarankan pasien dengan gangguan asam urat di Klinik Obat Tradisional RS Bethesda, Yogryakarta, mengonsumsi labu siam. Katanya, air labu siam memiliki efek diuretik yang baik, sehingga melancarkan buang air kecil. Dengan begitu, kelebihan asam urat bisa segera dikeluarkan dari dalam tubuh.

Selain penderita asam urat, R. Broto menjelaskan, penderita kencing manis juga cocok mengonsumsi labu siam yang telah dikukus. Kandungan
patinya mengenyangkan, sehingga penderita diabetes melitus tak lagi mengonsumsi makanan pokok secara berlebihan.

Namun, R. Broto mengingatkan, ramuan labu siam tak cocok diberikan kepada penderita rematik lantaran sifat dinginnya malah memicu munculnya gejala sakit.
@ Hendra Priantono


Sumber: CBN

Sunday, February 18, 2007

Terapi Herbal Untuk Kesuburan Rahim

Berikut sharing konsultasi mengenai terapi herbal untuk kesuburan rahim, :

Yth. Ibu Aura :
Berikut saya kirimkan pengalaman dari Ibu Lukas Pengasuh Tersono Herba Mandiri dalam mengkonsumsi obat penyubur alami pada saat mengalami hal serupa dengan Ibu pada saat menyambut anak ke 3 sbb :

1. selama 1 bulan mengkonsumsi simplisia baru cina (20 gr diseduh dengan 500 cc air sisakan 250 cc dan minum 2 x pagi dan sore atau kapsul barucina 3x3 Kaps/hari) sebagai penyubur alami dan memperbaiki sikus haidnya secara teratur
2. Disaat yang sama Ibu Lukas juga mengkonsumsi daun sendok 3x1 Kaps/hari serta Tapak Liman 3x1 Kaps/hari ini berguna sebagai multivitamin dan supplemen protein yang baik untuk kandungan serta memperbaiki fungsi ginjal .
3. setelah sebulan dilakukan jedah 5 hari tidak minum obat sama sekali dan dilanjutkan lagi 15 hari minum obat herbal yang sama seperti yang diatas.
4. kemudian pada saat hari pertama haid tambahkan konsumsi herbal umbi daun dewa 3x1 Kaps/hari (ini berfungsi untuk mempercepat pematangan sel telur) lakukan konsumsi ini sampai sepuluh hari setelah mens berakhir (saat masa subur) kemudian silahkan Ibu berhubungan dan konsumsi obat dihentikan sama sekali dahulu dan jika mulai haid lagi lakukan lagi cara serupa. (catatan : pada saat minum umbi daun dewa biasanya mens sangat banyak untuk itu perlu persiapkan "segala sesuatunya" khususnya jika Ibu bekerja atau sering bepergian)
5. Pengalaman Ibu Lukas kehamilan terjadi antara bulan ke 7 setelah melakukan terapi seperti diatas.
6. Setelah terjadi kehamilan tidak boleh mengkonsumsi produk herbal sama sekali.

Demikian Ibu sharing dari Ibu Lukas yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat

Salam Sehat dan Bahagia
Nugroho

Semoga Sharing konsultasi herbal tersebut dapat bermanfaat.

NB: Herb medicine store (http://herbmedicine.blogspot.com) menyediakan herbal untuk kesuburan sebagai mana disebutkan pada artikel di atas. Info lebih lanjut : sehatherbal@yahoo.co.id atau 081310343598 (sm)

Wednesday, February 14, 2007

Obat Herbal Membuat Kami Aman ... ( Bagian terakhir-3)

Pengajar pada Departemen Biologi FMIPA, Dr. Susiani Purbaningsih DEA, mengatakan , orang biasanya menggunakan pengobatan herbal karena relatif aman dan efek sampingnya kalaupun ada kecil sekali.

" Meskipun ada juga yang memilih pengobatan herbal karena takut dioperasi, terutama untuk kasus tumor, kista, kanker. Ada lagi yang enggan menggunakan obat kimia khawatir efek sampingnya, seperti orang yang sakit flu, ginjal, batuk, asma, alergi dan hipertensi. Ada lagi orang yang beralih ke obat herbal karena pengobatan kimia yang dijalaninya tak kunjung membuahkan hasil " tutur Anik, nama panggilannya.

Apapun alasannya , sebaiknya penggunaan obat herbal tidak dilakukan sembarangan karena bisa berdampak buruk. Anik mencontohkan, penggunaan seledri untuk menurunkan hipertensi. Menurut dia, seledri memang tergolong penurun hipertensi yang kuat, tetapi jika penderita ternyata sensitif terhadap seledri dan mengkonsumsinya dalam jumlah banyak serta sering, kemungkinan malah bisa mengalami hipotensi, menjadi gemetar dan sebagainya.

" Kalau penderita atau pemberi obat herbal tahu persis hal itu, maka efek samping bisa dihindari. Obat herbal selama dia asli, tidak dicampur dengan bahan kimia dan bukan poisonous plants, tidak menggangu organ tubuh seperti ginjal,"tuturnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi obat herbal adalah kenali kondisi tubuh dan juga tumbuhan obannya. Kalau tumbuhan yanag digunakan termasuk poisonous, harus hati-hati. Selain itu, ada pula tumbuhan yang mempunyai ciri serupa , padahal khasiatnya berbeda.

"sebagai contoh , kunyit putih itu secara biologi ada tiga jenis Curcuma zedoria, Curcuma mangga dan Kaempferia rotunda. Itu semua tidak sama khasiatnya, jadi harus tahu jenis mana yang sebaiknya digunakan. demikian pula dengan buah merah, jenis buah merah itu ada sekitar 17 yang senyawa berkhasiatnya tidak sama,"kata Anik.

Selain itu, bahan mentah obat herbal juga harus bebas dari polusi, sebaiknya dipelihara secara organik, dan tidak menggunakan bahan kimia yang dapat terakumulasi dalam bahan mentah. Tanaman tu harus dipanen pada saat yang tepat, yakti sewaktu senyawa berkhasiatnya sudah terbentuk dan belum terdegradasi alami oleh tumbuhannya.

"Proses pencucian harus terjamin, proses pengeringannya juga harus baik atau dalam temperatur rendah. semua proses itu harus dikerjakan dalam kondisi bersih," ujar Anik, yang juga mengembangkan obat herbal.

Menurut dia, obat herbal mempunyai kemampuan konstruktif terhadap kerusakan di tingkat sel dan metabolisme sel. Obat herbal yagn digunakan dalam jangka panjang dapat menjaga dan mempertahankan struktur serta fungsi tubuh.

"Efek samping obat herbal bisa dikatakan kecil, tetapi penggunanya harus telaten karena efek positif terasanya relatif lebih lama dibandingkan dengan obat kimia.Meskipun ada juga orang yang merespons obat herbal itu dengan cepat,"kata Anik, yang mengingatkan, untuk memudahkan proses pencernaan obat herbal diperlukan ari dalam jumlah cukup.

Mengenai penggunaan obat herbal bersamaan dengan obat kimia, menurut Anik , selama terkontrol dan bisa saling menguatkan relatif tak bermasalah. Dia mencontohkan , penderita hipertensi yagn mengkonsumsi obat kimia dan ingin menggunakan obat herbal juga. Maka , harus diketahui obat kimia yang digunakan bersifat kuat, sedang atau rendah. Ini berkaitan dengan jenis herbal, dosis dan waktu meminumnya.

" ada beberapa tanaman obat yagn bisa digunakan mengobati hipertensi. jia obat kimia kuat, obat herbal yang diberikan berkekauatan rendah atau sedang, dan minumnya juga mesti berselang beberapa waktu dengan obat kimia. Ini juga bergantung pada metabolisme seseorang dalam merespons obat," katanya.

Tumbuhan terbukti bisa dimanfaatkan sebagai obat. Bangsa kita sudah mengenal khasiat tumbuhan sejak lama. Sayanagnya, hingga kini kita termasuk negara yang relatif tertinggal dari negara-negara lain dalam hal penelitian, pembudidayaan dan pemanfaatnya.

sumber :http://www.kompas.com/kesehatan/news/0505/30/032536.htm

Tuesday, February 13, 2007

Obat Herbal Membuat Kami Aman ... ( 2)

Kalau Ina dan Revy awalnya lebih terbiasa dengan pengobatan medis, maka Tintin Ryanti ( 36) sejak kecil akrab dengan pengobatan alami.

Perempuan yang bekerja di kantor biro perjalanan ini bahkan sudah terbiasa mengkonsumsi jamu gendong sejak masih anak-anak.

Hal ini tak lepas dari pengaruh ayahnya, Marzuki Saleh(73) yang sangat percaya pada pengobatan alami. Dia bsia mengkonsumsi bawang putih yang rasanya getir secara kontinyu setiap hari, setelah mendengar seorang teman mengatakan bawang putih baik untuk kesehatan jantung.

"Dulu ketika dia sakit darah tinggi, ada dokter yang bilang coba makan daun seledri saja karena ini baik untuk penyakit darah tinggi. Bokap langsung makan daun seledri sebagai lalapan," cerita Tintin yang kini fasih menganjurkan teman-temannya mengkonsumsi jeruk nipis, daun seledri, sampai minyak ikan dan madu meski dia bukan ahli pengobatan herbal.

Kepercayaan Marzuki pada pengobatan herbal rupanya menjadikan seluruh anggota keluarga juga percaya pada pengobatan ini. " Buktinya sampai sekarang Alhamdulillah bokap enggak pernah kambung darah tingginya. Dia sehat saja dan gembira ."kata Tintin memberi alasan sekaligus bukti bahwa ayahnya yang rajin mengkonsumsi pengobatan herbal tetap sehat.

Tintin sendiri setiap pagi sebelum sarapan mengkonsumsi jeruk nipis karena percaya unsur yang dikandung jeruk nipis bisa mendetoksifikasi racun dalam tubuhnya. Ketika ibunya , Julia Husni (69) menderita katarak juga diobati dengan daun dari pohon katarak.

" Saya tidak tahu nama latih pohon katarak. Tapi menggunakannya mudah, cukup rendam daun pohon itu, lalu air rendaman dipakai membasuh mata. Rasanya perih banget dan setiap bangun tidur pagi kotoran mata pasti banyak sekali. Tetapi ini membuat katarak cepat hilang. Ini bisa dipakai sekali sampai tiga kali seminggu, tetapi jangan setiap hari ,"tutur Tintin.

Tintin pernah menderita migren yang parah. Sakit pada satu sisi bagian kepala itu bisa menyerangnya kapan saja. Setiap kali migren datang, Tintin minum obat pereda rasa sakit, sampai tanpa sadar dia jadi bergantung pada satu merek obat pereda rasa sakit. Dia tak percaya diri apabila tak membawa obat itu kemana pun pergi.

Kebetulan seorang saudara memperkenalkannya dengan klinik penyembuhan holistik yang menggunakan metode pengobatan alami. Tintin mencoba dan hasilnya, keluhan migren jauh berkurang.

Sebagian orang yang memilih menggunakan pengobatan alami atau herbal sebenarnya tidak anti pengobatan medis.

Mereka kemudian memutuskan menggunakan pengobatan herbal, antara lain karena merasa unsur-unsur yang dikandung bahan alami ini lebih bisa diterima tubuh. Artinya, tidak mengandung efek samping yang bisa menimbulkan penyakit lain dalam tubuh.

Tintin dan keluarga besarnya yang "fanatik" pengobatan alami, misalnya, sampai mempelajari manfaat dari tumbuh-tumbuhan dari berbagai buku, selain berdasarkan anjuran teman-teman. Menurut dia, buku tentang pengobatan herbal harganya relatif murah dibandingkan pengetahuan yang terkandung di dalamnya.

"Kalau ada jenis tanaman yang dikatakan berkhasiat oleh buku itu dan kami belum punya, pasti kami mencarinya ke tempat-tempat yang biasa menjual tanaman obat. Biasanya kami pergi ke Bogor atau Trubus, "tutur Tintin, yang halaman rumahnya dipenuhi berbagai tanaman berkhasiat seperti jahe, kunyit, sereh, kumis kucing , jeruk nipis, sampai pohon katarak.

Namun, apabila dokter mengatakan hanya obat kimia yang bisa menyembuhkan mereka tak keberatan mengkonsumsinya. Meski biasanya mereka bertanya dulu adakah kemungkinan dilakukan pengobatan alami.

"Kalau dokter memberi alternatif obat alami, pasti kami memilih obat alami. Mengkonsumsi obat alami itu berarti kita terhindar dari salah obat atau keracunan obat. Obat alami memang harus dikonsumsi dalam jangka waktu lebih panjang, karena efeknya baru terasa agak lama. Ini tidak seperti obat kimia yang ces-pleng', ujarnya.

Pemilihan menggunakan pengobatan herbal umumnya dilakukan orang lewat "iklan" dari mulut ke mulut.Ini lebih mereka percayai karena biasanya berdasarkan pengalaman langsung dari yang bersangkutan.

Ina yang merasa sukses dengan pengobatan herbal untuk benjolan di rahim dan leher kemudian menyarankan ibunya yang pernah menderita stroke untuk menggunakan obat-obatan herbal. Menurut cerita , setelah mengkonsumsi mengkudu dan rebusan mahkota dewa, gula darah serta tekanan darah ibunya relatif stabil.

"Anak saya juga ada asmanya sedikit. Kalau dia sudah mulai batuk saya kasih kapsul sambiloto dan sampai sekarang relatif asmanya enggak kambuh-kambuh lagi." tutur Ina yang juga menanam sambiloto, sambungnyawa, dan pohon dewa di rumahnya.

Adiknya , Atun (34) yang sejak lama menderita penyakit mag dan cukup lama mengkonsumsi obat-obat mag, sejak sekitar setahun terakhir juga beralih pada obat herbal. dia memilih menggunakan kapsul temulawak.

Ketika salah seorang temannya mengeluh nyeri karena pada payudara dan dokter menyarankan tindakan, Ina memperkenalkan pada pengobatan herbal. " Alhamdullilah setelah mengkonsumsi mahkota dewa, cakar ayam dan temu putih, kata dia senut-senutnya hilang.' cerita Ina.

sementara Tintin tak bosan-bosan menganjurkan teman-temannya menggunakan pengobatan herbal apabila mereka mengeluh tentang kesehatan.

Sumber : http://www.kompas.com/kesehatan/news/0505/30/03236.htm

Monday, February 12, 2007

Obat Herbal Memberi Kami Rasa Aman .. (Bagian 1)

Tahun 1998 ketika dokter mengatakan dia hamil, Ina (39) yang tinggal dikawasan Serpong , Tangerang, merasa senang sekaligus resah. Ini adalah kehamilan pertama yang dinantikan namun disisi lain,penjelasan dokter tentang adanya mioma dalam rahim membuat dia gelisah.

Apalagi dokter itu mengatakan sebaiknya dia segera menjalani operasi meski mioma sebesar apel merah dirahimnya kemungkinan merupakan tumor jinak. Tak percaya begitu saja, Ina yang bekerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mencari opini kedua dari dokter kandungan lain.

" Dokter kandungan kedua tidak seektrem yang pertama. Dia bilang akan berusaha menguatkan bayinya dan mioma baru diambil setelah saya melahirkan. Dokter lalu memberi saya obat penguat dan vitamin " cerita Ina, Ibu dari Novita (6).

Kata "harus operasi" ternyata terus menghantui dirinya. Ina mengaku takut menghadapi operasi. Dari seorang teman dia tahu ada pengobatan alternatif dengan pemijatan dan obat herbal. Ina memutuskan mencoba , sambil terus berkonsultasi dengan dokter kandungan. Alhasil, dia bisa melahirkan normal, namun mioma dalam rahimnya mengakibatkan Ina menstruasi selama lima bulan secara terus menerus.

Ina takut ke dokter karena khawatir harus menjalani operasi. Dia kembali ke pengobatan herbal, mengkonsumsi daun dewa, daun sambungnyawa dan jamu godokan. Ternyata pendarahannya berhenti. Ketika dia konsultasi ke dokter, tak ada lagi kata-kata harus operasi dalam pertemuan itu.

"dari pengalaman itu, waktu di leher saya ada benjolan kecil dan punggung rasanya panas, saya memilih pengobatan herbal. Kebetulan di Batan suatu hari ada pameran dan salah satu pesertanya peneliti obat herbal. Saya lalu menghubunginya dan mendapat obat-obatan herbal"turu Ina yang mencari alternatif lain karena pemberi obat herbal pertama yang didatanginya meninggal.

Kali ini obat herbal yang dikonsums Ina berbentuk kapsul, kecuali daun dewa, daun sambungnyawa, keladi tikus dan kunyit putih. " saya minum rutin obat-obat herbal itu dan alhamdulilah sekitar sebulan kemudian benjolan hilang dan sakit dipunggung juga pergi " ujar Ina.

Meski tak mengalami sakit selama berbulan-bulan seperti saat Ina hamil, namun Revy Halim (33) sekretaris, juga memilih pergi ke klinik naturopati saat punggung bagian kanan bawahnya terasa nyeri luar biasa.

Rasa nyeri itu datang mendadak, bahkan begitu sakitnya sampai Revy tak bisa mengangkat kaki kanannya. Dia harus menyeret kaki kanan itu saat berjalan.

Dia sudah mengoleskan krem pereda rasa nyeri, namun tak menolong, "rasa sakitnya enggak tertahan lagi.aya ingin di milist (mailing list) fungky mom yang saya ikut pernah dibahas soal chiropractic, terapi tulang belakang. Saya buka milis dan tanya alamat serta teleponnya ", cerita Revy.

Namun, ahli chiropractic yang dihubungi Revy tak bisa menemuinya hari itu sebab pasien sudah penuh.Padahal, dia merasa tak sanggup lagi harus menunggu. Dia lalu pergi ke klinik chiropractic yang berlokasi di antara rumahnya di kawasan Duren Sawit dan kantornya di Kelapa Gading, Jakarta.

" Waktu istirahat makan siang saya minta tolong sopir kantor mengantar ke klinik chiropractic itu. Dia bilan sakit saya sebenarnya sudah lama, hanya sekarang inilah puncaknya." kata Ravy. Namun di sini Revy tidak diberi tingakan maupun obat apapun. Dia disarankan rontgen dan kembali lima hari lagi.

'Wah lama banget. Mikir nanti pulang kantor gimana, saya sudah enggak sanggup, ini malah disuruh menunggu lima hari lagi" cetusnya. Setiba di kantor , Revy bertemu istri bosnya yang kemudian menyarankan dia mendatangi klinik naturopati.

Di tempat itu Revy dipijang dan diberi koyo hingga punggungnya terasa hangat."waktu itu rasa sakitnya belum hilang total, tetapi sudah jauh enakan"ujar ibu dari Piere (7) dan Nicky (4,5)ini. Dia juga mendapat ramuan obat berbentuk pil sebanyak tiga butir. Dua hari kemudian, ketika Revy kembali ke klinik naturopati itu kaki kanannnya sudah bisa diangkat setinggi paha.

" Saya merasa cocok , jadi saya teruskan saja menjalani terapi di klinik naturopati " kata revy. Dari hasil rontgen tampak ada pembengkakan dibagian punggung, yang digambarkan Revy sebesar bola pingpong. Dia juga diberi ramuan herbal yang harus diseduh untuk lima hari yang rasanya pahit.

" Sekarang sudah jaun lebih baik, tidak lagi nyeri seperti dulu. Pemijatan dilanjutkan untuk meluruskan bengkoknya saja." ujar Revy lega. Dia mengaku keluarga besarnya sejak dulu tidak terbiasa dengan pengobatan nonmedis, namun dia berani mencobanya karena saran dari teman-temannya sesama anggota milis.

Sumber ; http://www.kompas.com/kesehatran/news/0502/27/115232.htm