Friday, September 26, 2008

Kunyit Bisa Mencegah Alzheimer


JAKARTA-- Indonesia dikenal dengan kekayaan akan hasil bumi termasuk rempah-rempah. Salah satunya adalah kunyit atau curcuma lorga telah lama dikenal bermanfaat bagi tubuh.

Kunyit merupakan famili Zingiberange yang hidup pada ketinggian 1300-1600 m diatas permukaan laut. Tanaman ini berasal dari Bibnar, India yang kemudian dibudidayakan di Thailand, Amerika Tengah, China selatan, Filiphina dan Indonesia.

Manfaat kunyit sudah dikenal selama ribuan tahun untuk dikonsumsi baik sebagai bumbu masak maupun obat tradisional seperti jamu.

Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Biologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), berhasil menemukan khasiat lain kunyit yakni mencegah alzheimer atau kepikunan yang merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif.

Menurut Rosela Idris dari Departemen Biologi FK UI, kandungan Kurkumin di dalam kunyit, diyakini dpat mencegah penyakit Alzheimer jika dikonsumsi sejak dini dalam bentuk obat maupun bumbu sayuran.

Komposisi yang terkandung dalam kunyit antara lain, protein, kalium, besi, fosfor, vitamin C dan kurkumin.

Selain mencegah alzeimer, kunyit juga bermanfaat sebagai anti oksidan, mengobati kOlesterol dan trigeserol, menyembuhkan radang lambung akut dan kronis, mengatasi rematik dan encok, mengobati diabetes melitus dan mencegah kanker Usus serta mencegah sekaligus mengobati katarak.(cr2/ri)

By Republika Contributor
Rabu, 24 September 2008 pukul 15:40:00

Tuesday, September 23, 2008

Mengenal Wasir dan Faktor Pemicunya

JAKARTA – Mereka yang menghabiskan waktu seharian dengan duduk lama harus waspada. Terlebih lagi kalau mereka ini hanya mengonsumsi sedikit air dan sayuran. Bukan apa-apa, kalangan inilah yang berpotensi besar terserang penyakit wasir atau ambeien.
Menurut Dr. Sutanto Gandakusuma, Ahli Bedah Rumah Sakit (RS) Husada, Jakarta, hampir 70 persen manusia dewasa mempunyai wasir, baik wasir dalam, wasir luar maupun keduanya. Namun tidak semua penderita wasir ini memerlukan pengobatan. Hanya sebagian kecil saja yang memerlukan pertolongan medis, yakni mereka yang mengeluhkan pendarahan, adanya tonjolan dan gatal-gatal.

”Penyebab wasir sebenarnya sederhana, yakni saat susah buang air dipaksakan mengeluarkan kotoran,” ujar Sutanto dalam sebuah seminar mengenai wasir di RS Husada, Jakarta, akhir pekan silam. Penyebab susah buang air ini adalah kurang minum, kurang makan serat, kurang olah raga atau banyak duduk dan mengangkat yang berat-berat.

Solusi penyakit ini sebenarnya cukup gampang, yakni mengubah pola hidup. Bagi mereka yang dalam profesinya banyak duduk seperti sekretaris atau supir disarankan melakukan gerakan-gerakan lain, bukan hanya duduk saja. Karena itu, menurut Sutanto, waktu istirahat alias coffe break sangat penting dimanfaatkan.

Prosedur Pengobatan
Namun kalau sudah telanjur terserang wasir, apa boleh buat, harus segera menjalani terapi yang diberikan ahli medis. Pada stadium wasir ringan, dokter akan memberi obat-obatan jenis phlebodinamic seperti ardium dan daflon atau memberi salep. Tujuannya tak lebih adalah melancarkan sirkulasi darah di daerah anus dan menghilangkan tonjolan, bengkak dan pendarahan.

Salep bertujuan mengurangi sakit, bengkak dan mencegah infeksi. Apabila kondisi tidak juga membaik maka disarankan kembali ke dokter. Menurut Sutanto, dengan ke dokter maka akan bisa dipastikan bahwa penyakit ini memang benar wasir, bukan penyakit yang lebih serius seperti kanker.

”Tidak semua pendarahan dari dubur adalah hemorhoid atau wasir,” jelas Dr. Lie Agustinus Dharmawan, Kepala bagian Bedah RS Husada dalam kesempatan serupa. ”Setiap pendarahan dari dubur harus ditanggapi serius.” Bisa saja pendarahan ini berasal dari saluran cerna seperti usus halus, usus besar, mulut, kerongkongan dan lain-lain. Bila pendarahan berasal dari sini maka bisa saja disebabkan oleh tukak lambung, kerusakan pembuluh darah, kanker dan sejenisnya.

Untuk memastikan adanya kelainan-kelainan ini perlu diadakan diagnosa, mengetahui riwayat penyakit, inspeksi serta penginderaan melalui endoskopi dan angiografi.
Setelah dipastikan bahwa seorang pasien memang menderita wasir maka dokter bisa mengambil tindakan seperti penyuntikan. Tindakan lain adalah ligasi atau pencekikan wasir dengan gelang karet.

Dengan dicekiknya wasir tersebut maka wasir akan mati dan rontok. Menurut Sutanto, tindakan ini tepat untuk wasir yang berada di dalam dan berukuran agak besar. Jika pasien atau dokter sama-sama bersedia melakukan prosedur operasi, maka bisa dilakukan operasi.

Baru-baru ini telah dikembangkan alat operasi baru yakni stapler yang dapat memotong dan menjahit sekaligus usus di atas wasirnya, sehingga wasir secara otomatis terangkat ke atas. Tindakan ini hanya untuk wasir dalam saja. Keuntungan pemakaian stapler adalah penderita sama sekali tidak merasakan nyeri.

Makanan Berserat
Walau bisa diatasi, tentu saja tidak seorang pun bersedia mengalami pelbagai tindakan ”mengerikan” seperti ini. Ada baiknya jauh-jauh hari, di saat kondisi masih normal, orang menghindari faktor penyebab wasir.

Sebenarnya, apa faktor terbesar dari pemicu wasir? Menurut Dr. Ekky M. Rahardja, Unit Gizi Medik instalasi Gizi RS Husada, wasir kerap dihubungkan dengan kelemahan bawaan dinding vena, penekanan oleh rahim selama kehamilan, dan terhambatnya aliran darah vena oleh kontraksi otot dinding rektum selama buang air besar.

Karena itu, mereka yang punya keluhan sulit buang air besar biasanya diikuti dengan gejala wasir. Solusi satu-satunya adalah mengubah pola makan dari rendah serat ke makanan kaya serat.

Serat makanan adalah substansi makanan berasal dari nabati yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Substansi tersebut berasal dari dinding sel atau bagian lain.
Meski tidak tergolong sebagai zat gizi, makanan berserat merupakan komponen penting dalam makanan sehari-hari. Ini disebabkan serat bisa menjaga kesehatan gusi dan gigi, mengendalikan berat badan, mengendalikan kadar gula dan lemak darah, meningkatkan penyerapan kalsium dan memperlancar buang air besar. Yang terakhir ini paling erat hubungannya dengan wasir.
”Setelah sebagian besar zat gizi diserap usus halus maka residunya dipindahkan ke usus besar di mana terjadi proses fermentasi feses atau kotoran ke bagian distal,” jelas Ekky yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara ini dalam kesempatan sama.

Pada kondisi kekurangan serat, massa feses menjadi terlalu sedikit untuk dapat didorong keluar oleh gerak peristaltik usus. Oleh karena itu makanan sehari-hari harus mengandung cukup serat disertai cukup minum. Konsumsi serat yang dianjurkan adalah sekitar 30-35 gram per hari.
Konsumsi serat sehari-hari dianggap cukup kalau seseorang sama sekali tidak menderita gangguan buang air besar. Aktivitas buang air besar yang normal adalah dilakukan sedikitnya sekali dalam sehari dan sama sekali tidak mengalami kesulitan apa-apa, yakni tanpa disertai rasa sakit.

Bagi pasien penderita wasir, perlu diberikan makanan serat ekstra. Konsumsi air minum sedikitnya dua liter atau delapan gelas dalam sehari. Ditambah menu makanan yang kaya serat seperti sereal dan umbi dari beras tumbuk, beras merah, ketan hitam, gandum, havermouth, jagung, ubi dan singkong. Sumber serat lain adalah kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan yang dimakan bersama kulitnya dan jelly atau agar-agar.(mer) Copyright © Sinar Harapan 2002

NB: Alternatif herbal utk atasi wasir : Kapsul Daun Ungu dan Kapsul Rumput mutiara. Harga @ 75.000/50 kapsul. Info lebih lanjut dan pemesanan : sehathebal@gmail.com atau 081310343598 – Budi Prakoso, SE,MSi

Thursday, September 18, 2008


Kamis, 21 Agustus 2008 | 17:23 WIB
PARA penderita HIV/AIDS kini mendapat sebuah harapan baru dalam meningkatkan kesembuhan. Berdasarkan hasil temuan awal dari Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, peluang penderita HIV/AIDS untuk sembuh semakin meningkat dengan mengombinasikan pengobatan antiretroviral dengan terapi adjuvant menggunakan ektrak meniran atau phylanthus.

Seperti diungkap DR.Drs.Suprapto Ma'at, Apt, MS, di Jakarta, Kamis (21/8), ektrak meniran berpotensi meningkatkan harapan kesembuhan para penderita HIV/AIDS karena terbukti dapat meningkatkan kadar salah satu jenis sel pertahanan tubuh Limfosit T - terutama sel T helper (sel Th).

"Ekstrak meniran untuk penderita HIV AIDS bersifat sebagai adjuvant, terutama untuk meningkatkan T-helpernya. Saya akan rencanakan untuk menelitinya lebih lanjut dan sangat yakin hasilnya akan baik," ungkap DR. Suprapto dalam diskusi Kolaborasi Jangka Panjang Penelitian dan Industri Farmasi yang digagas PT. Dexa-Medica .

Ektrak menir, jelas Suprapto, pada prinsipnya dapat digunakan sebagai terapi adjuvant pada pengobatan infeksi yang membandel seperti infeksi virus, infeksi jamur, infeksi bakteri, intraseluler dan penyakit infeksi kronis lainnya.

"Adjuvant artinya membantu dalam menanggulangi suatu infeksi. Selain diberikan obat standar, ditambah dengan stimulan. Dengan terapi adjuvant, proses penyembuhan penyakit bisa lebih cepat dan yang lebih penting adalah menghilangkan proses kekambuhan," papar peneliti yang baru mendapat penghargaan BJ Habibie Technology Award 2008 atas riset aplikatifnya tentang tanaman Meniran untuk Stimuno itu.

Kasus unik
Keyakinan DR.Suprapto akan prospek cerah esktrak meniran bagi pengobatan AIDS makin bulat setelah ia menemukan kasus peningkatan sel Th secara signifikan pada seorang pasien di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya belum lama ini.

"Beberapa bulan lalu, ada seorang pasien asal Denpasar yang juga anak seorang dokter kandungan. Sakit yang dialami pasien ini awalnya belum diketahui penyebabnya, namun tiga bulan terakhir suhu tubuhnya tak pernah di bawah 39 derajat celcius," ungkapnya.

Pasien ini, lanjut DR Suprapto, sempat dicurigai menderita enfeksi malaria dan TBC, tetapi upaya pengobatan tak kunjung membuahan hasil. Tim dokter yang terdiri dari beberapa ahli akhirnya menyimpulkan bahwa pasien ini mengalami masalah kekebalan tubuh, sehingga harus diperiksa kadar limfositnya - terutama sel Th (T-helper atau CD4+).

Sel Th ini berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik) yang semuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.

Hasil pemeriksaan T-helper ternyata menunjukkan bahwa kadarnya sangat rendah yakni 52, yang bisa dikategorikan pasien sudah mengidap AIDS stadium lanjut. Dokter lalu memberikan ekstrak manira dengan penambahan dosis secara bertahap setiap bulan dan ternyata jumlah sel Th terus meningkat sebelum akhirnya kembali normal memasuki bulan ketiga.

"Dengan kasus ini, ada rencana untuk melakukan penelitian penggunaan ekstrak meniran di antara pasien HIV/AIDS, terutama AIDS," ujarnya

DR Suprapto juga telah meminta kepada RSUD Dr Soetomo untuk membantu pasien HIV/AIDS tidak mampu dengan memberikan ekstrak filantus sebagai terapi adjuvant bersama obat atretroviral.
"Saya yakin ekstrak menir nanti akan dapat membantu, bukan mengobati, penyembuhan HIV/AIDS. Atau paling tidak memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang umur penderita," tegasnya.


Asep Candra

NB: SehatHerbal.Com menyediakan ektrak Meniran 100%, harga 75rb/50 kapsul. Pemesanan 021-91752768 - cartis.