Sunday, March 11, 2007

Terapi Herbal Untuk Atasi Kanker

Makalah dr. Henri Naland - 2005

Seminar Mengatasi Kanker dengan Solusi Mahkota Dewa
An Introduction to Indonesian Herbs as Supporting Therapy in treating Cancer
Henry Naland Sp.B(K) Onk, Jakarta

Abstract:
Plants use as Drugs to treat different kind of disease are well known sine ancient time Indonesian tribes knew and using Herbs as drugs to cure cancer from theirs ancestors. There are only rare or limit documented Data supporting the success this kind of Treatments.
Indonesian society has a great Trust upon The benefits of Herbs in treating Cancer. Indonesian Medicine Man (Pengobat Tradisional = Batra) since along ago practical this kind of treatments and have many self Experiences Failures in treating Cancer stimulate all kinds of Alternatives Therapies, among other to use more Herbs in treating Cancer in our Country.
Besides our Government is supporting Medical society to learn and using Herbs in treating diseases included Cancers, stills few medical physician Herbs in treating diseases included Cancers, stills few medical physician interesting and practicing Herbal-therapy in their daily activities. We introduce some popular Herbs most used to treat Cancer in our country.

Ringkasan:
Tanaman dipakai sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai Penyakit sudah sejak zaman dahulu dikenal di Indonesia. Juga masyarakat Indonesia telah mengenal banyak tanaman obat yang secara turun temurun dipercayai dapat dipakai untuk pengobatan Kanker. Sayang tidak ada data lengkap yang dapat dipercaya dari keberhasilan pengobatan kanker dengan memakai Tanaman obat ini.

Masyarakat sangat percaya akan manfaat dari Tanaman obat ini dalam pengobatan Kanker dan menjalaninya dengan arahan para Pengobat Tradisional atau Batra, yang umumnya memperoleh pengetahuannya secara turun temurun dan hasil observasinya sendiri.
Kekurangan berhasilan dan banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan Kanker secara Ilmu Kedokteran Konvensional mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan Alternatif a.l dengan Tanaman obat sebagai cara pengobatan Kanker.
Sekalipun Pemerintah (Depkes) sudah mulai mendorong masyarakat kedokteran untuk mempelajari dan memakai pengobatan dengan tanaman obat untuk menyembuhkan macam-macam penyakit termasuk Kanker masih saja kurang perhatian bidang kedokteran untuk mempelajari dan menguji keampuhan tanaman obat untuk mengobati penyakit yang ada termasuk Kanker.

Diperkenalkan beberapa tanaman obat yang biasa dipakai sebagai penunjang pengobatan Kanker setelah atau bersamaan dengan pengobatan kedokteran konvensional.

I. Pendahuluan
Hasil pengobatan Penyakit Kanker sekalipun telah banyak kemajuan yang dikenal dan dicapai dalam dunia kedokteran konvensional, masih belum sepenuhnya memuaskan terutama bila pasien dalam keadaan stadium lanjut. Disamping pengetahuan masyarakat yang belum memadai tentang seluk beluk dan bahaya Penyakit Kanker, juga mahalnya biaya pengobatan mengiringi atau terjadi pada pasien, yang sering disalah artikan dan dibesar-besarkan sehingga membuat masyarakat banyak yang takut untuk memakai modalitas pengobatan Kanker yang telah diakui dan kita kenal selama ini. Mereka berusaha mencari cara pengobatan lain yang lebih alami, bereffek samping minimal dan murah serta mudah diperoleh dalam menghadapi Kanker.
Cara-cara pengobatan yang dipakai untuk menyembuhkan penyakit termasuk kanker diluar Cara Kedokteran Konvensional disebut Pengobatan Alternatif.

Pengobatan Alternatif banyak macamnya antara lain: Akupunktur, Akupressor, Reflexiologi, Chikung, Yoga, Homeopathie, Pengobatan dengan Tanaman Obat (Herbal Therapy) dan lain-lain.

Yang akan dibahas dalam Makalah ini adalah Pengobatan dengan Tanaman Obat. Tak heran begitu maraknya macam pengobatan jenis ini, antara lain karena sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal banyak macam tanaman obat yang dipakai sebagai obat (jamu) atau makanan dalam kehidupan sehari-hari, lagi pula Indonesia dikenal sebagai Negara No. 2 terkaya dalam keanekaragaman Hayati baik Flora maupun Faunanya, hanya dapat disaingi oleh Brasilia, yang dikenal sebagai Negara No. 1 yang mempunyai kekayaan dan keragaman hayati terbesar didunia.

Sangat disayangkan respons dari Dunia Kedokteran sendiri masih sangat sedikit terhadap manfaat dari tanaman obat ini. Ilmu kedokteran yang kita pelajari dan laksanakan saat ini sangat berorientasi ke Ilmu Kedokteran Barat, sehingga kita melupakan dan merasa kurang bermutu serta kadang-kadang malu untuk mempelajari Ilmu Pengobatan asli yang ada pada setiap suku bangsa di negara kita ini. Hal ini sangat berbeda dengan negara-negara seperti RRT (Republik Rakyat Tiongkok), India, Korea yang sekalipun Ilmu Kedokteran Konvensionalnya maju pesat, mereka tidak melupakan pengobatan Tradisionalnya, berdampingan atau bersamaan dengan cara pengobatan kedokteran modern. Syukurlah di satu-dua dekade terakhir Pemerintah mulai memberi perhatian dan mendorong masyarakat kedokteran untuk meneliti, mempelajari dan memakai cara-cara pengobatan tradisional dalam pengobatan berbagai macam penyakit termasuk kanker di Indonesia.

Diharapkan dimasa mendatang makin banyak tenaga medis yang mau secara aktif mempelajari, meneliti dan mempraktekkan cara pengobatan dari manfaat tanaman obat yang dipakai akan makin banyak dilakukan.

Harapan lain dimasa depan kedua macam pengobatan yang kita kenal yakni Pengobatan Kedokteran Modern dan Pengobatan Alternatif dapat saling menunjang demi kesejahteraan dan kesembuhan pasien kita. Dan bukan saling bersaing tak sehat dengan saling menjatuhkan atau menjelek-jelekkan.

II. Fakta dalam Masyarakat
A. Global Trend Back to The Nature, kecenderungan menjagat untuk kembali kembali ke alam, artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan manusia dikembalikan ke alam, mamakai bahan-bahan alami, mengusahakan segala sesuatu yang saat ini telah dibuat secara sintetik diusahakan untuk menggantinya dengan apa yang ada di alam.

B. Begitu banyak penawaran macam-macam tanaman obat yang dikatakan dapat menyembuhkan berbagai penyakit termasuk juga penyakit Kanker yang ditawarkan melalui media massa baik Koran, majalah, tabloid, radio maupun media televisi serta internet dan lain-lain.

C. Masih banyak kasus-kasus Kanker lanjut atau kambuhan (residif) yang gagal diobati secara kedokteran konvensional.

D. Makin sering dipaparkan mengenai effek samping yang berat dari pengobatan konvensional, yang kadang-kadang sengaja dibesar-besarkan dan didramatisasi dalam pemberitaannya, bahkan sering dikaitkan dengan Issue Malpraktek.

E. Mahalnya biaya pengobatan Kanker secara kedokteran konvensional dan makin rendahnya daya beli masyarakat terutama setelah negara kita masuk dan terpuruk dalam Krisis Ekonomi yang masih terus berkepanjangan.

F. Adanya kasus-kasus Kanker yang dapat disembuhkan dengan pengobatan dengan Tanaman Obat, mendorong masyarakat dan pengobat tradisional lebih giat memajukan dan mempopulerkan jenis pengobatan ini.

III. Apa yang sudah kita bisa capai dalam pengobatan Kanker
Harus diakui betapa banyak kemajuan yang telah dan akan terus dicapai dalam pengobatan berbagai jenis penyakit Kanker, terutama bila Kanker ditemukan dan diobati dalam stadium dini. Namun demikian dalam menghadapi kasus-kasus Kanker lanjut belum banyak yang dapat kita lakukan. Disamping itu masih banyak terjadi kekambuhan setelah pengobatan pertama yang berhasil baik terutama akibat metastasis jauh.

Secara mudah bila kita mengambil contoh Kanker Payudara dikatakan bahwa saat ini kita baru bisa menyembuhkan hanya sekitar 1/3 dari jumlah pasien kanker dengan pengobatan yang kita lakukan sekarang, 1/3 nya lagi akan mengalami kematian akibat kambuh lokal atau metastasis dalam kurun waktu 6-15 tahun sejak diagnosis Kanker ditegakkan dan yang sangat menyedihkan 1/3 dari jumlah pasien Kanker akan berakhir hidupnya dalam waktu kurang dari 5 tahun.

Angka Survival yang dapat dicapai belum banyak perubahan masih hampir sama seperti 2-3 dekade yang lalu. Sekalipun demikian harus diakui Kualitas hidup penderita Kanker lebih baik terutama setelah ditemukan makin banyak obat-obat analgetika yang kuat dan bereffek samping makin kecil.

Kurangnya perhatian terhadap peranan Diet dalam terapi Kanker dan juga usaha untuk mengembalikan dan memperbaiki daya tahan tubuh pasien kanker setelah dilakukan berbagai tindakan pengobatan seperti pembedahan, Radiasi, Khemoterapi dan lain-lain, yang kita tahu dan sadar bahwa semua modalitas terapi yang pakai tersebut akan membebani dan mengurangi daya tahan/immunitas tubuh si pasien.

Dimasa mendatang strategi memerangi kanker harus lebih banyak diarahkan pada pencegahan terjadinya penyakit ini, dan harus diusahakan antara lain dengan meningkatkan daya tahan tubuh pasien selama dalam pengobatan dan juga setelah menjalani pengobatan agar peristiwa terjadinya kekambuhan berkurang, hindari bahan/zat Karsinogen dan Diet yang tepat.

IV. Upaya Lain dalam Memerangi Kanker
Harus disadari dan diakui bahwa Hak mengobati penyakit bukanlah mutlak hanya dimiliki oleh Ilmu Kedokteran Konvensional.

Demikian juga hak untuk memilih pengobatan yang akan dipakai atau dilaksanakan sepenuhnya ada pada pasien dan keluarganya. Terutama di negara –negara dimana penduduknya belum masuk atau menjadi anggota Asuransi Kesehatan, mereka harus membayar semua secara pribadi. Tidak ada kekuatan hukum atau peraturan yang mengharuskan orang sakit hanya boleh menjalani/memakai pengobatan kedokteran konvensional. Disamping itu juga tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang belum memadai saat ini, memudahkan mereka menerima cara-cara pengobatan lain diluar Ilmu Kedokteran yang sudah kita kenal, bahkan juga menerima cara pengobatan yang menurut ukuran nalar kita tidak rasional dan masih belum ada bukti ilmiah akan kebenarannya.

Atas dasar alasan diatas maka banyak cara pengobatan diluar Ilmu Kedokteran Konvensional sangat berkembang dan populer dikalangan masyarakat kita saat ini.
Memilih pengobatan alternatif ternyata juga marak dan popular di negara-negara maju, alasan yang mendorong ke arah ini di negara maju berbeda dengan di negara kita, mereka memilih pengobatan alternatif biasanya karena melihat kurang berhasil atau gagalnya pengobatan penyakit dengan cara pengobatan konvensional, dan juga dalam rangka gerakan Back to The Nature. Alasan diatas dapat kita buktikan bahwa sekalipun Asuransi Kesehatan tidak menanggung biaya pengobatan alternatif mereka rela mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri untuk mendapat pengobatan alternatif, yang tidak murah biayanya.

V. Kelemahan Herbal Terapi
Pemakaian tanaman sebagai obat sebenarnya bukanlah hal baru sebab kalau kita melihat kembali Sejarah Ilmu Kedokteran dan pengobatan, asal mulanya hampir semua obat berasal dari Tanaman Obat.

Dengan majunya Ilmu Kedokteran dan Farmasi dapat diisolir senyawaan Zat aktif dari tanaman tersebut, lalu dipakai sebgai pengobatan dengan satu senyawaan zat aktif sebagaimana halnya dengna semua obat-obat modern kedokteran konvensional.
Untuk memperoleh senyawaan aktif tersebut dalam jumlah besar dan murah diusahakan secara semi sintetik membuatnya , bahkan banyak lagi obat-obat yang sepenuhnya dihasilkan secara sintetik.

Lama kelamaan tanaman obat sebagai sumber bahan obat dilupakan. Sekalipun demi masih ada sekitar 25% obat modern yang dibuat dengan bahan dari tanaman obat.
Dalam satu tanaman obat dikandung begitu banyak senyawaan dapat dilihat dari effek kerjanya yang macam-macam misalnya mengurangi keluhan atau menyembuhkan berbagai penyakit pasien yang meminumnya. Sebagai contoh tanaman obat Tapak Dara (cantharantus roseus atau vinca rosea) dari tanaman ini melalui proses yang panjang dan lama serta mahal dapat diisolasi beberapa zat anti kanker yang sangat kuar dan dipakai mengobati berbagai jenis Kanker. Sebelumnya Tapak Dara telah lama juga dipakai masyarakat untuk mengobati Kanker/Tumor, disamping itu tanaman ini juga dipakai untuk mengobati Hipertensi, Diabetes Mellitus dan menambah jumlah trombosit.

Kita ketahui bahan tanaman obat dihasilkan baik dari hasil budi daya tanaman obat dan sebagian besar masih dikumpulkan dari alam, sebab karena belum ada standarisasi baku, misalnya pada umur tanaman berapa sebaiknya dipanen, juga kualitas tanah tempat tanaman itu tumbuh serta iklimnya belum lagi dari kualitas bibit yang ditanam.

Disamping kualitas bahan tanaman obat juga masih banyak ragam sediaan tanaman obat ; ada yang digunakan dalam bentuk segar, ada yang sudah dikeringkan, ada yang sudah dibuat bubuk atau ekstrak utuh dari tanaman obat, yang masih belum ada ketetapan dosis yang dipakai dari macam-macam jenis sediaan diatas dari tanaman yang sama yang dipakai utnuk memperoleh effek terapeutik yang optimal. Disamping itu semua masih harus dperhatikan dan diingat selalu akan effek toksik dari tiap tanaman obat, sekalipun secara umum dianggap tidak terlalu berbahaya.

Saat ini masih sangat jarang dokter/kalangan medis lainnya yang berminat mempelajari tanaman obat, hal ini antara lain tidak ada kurikulum resmi pendidikan kedokteran konvensional yang memberi mata kuliah tanaman obat, keengganan mempelajari tanaman obat juga akibat selama ini tanaman obat dipakai dan dikenal luas oleh kalangan rendah atau rakyat kecil, yang kadang-kadang memasukkan unsur-unsur atau cara-cara penerangan yang tidak ilmiah menurut pandangan ilmu kedokteran modern. Semua hal diatas merupakan hambatan terhadap perkembangan dan kemajuan Herbal Therapy di negara kita.

Syukur dan terimakasih pada sikap Pemerintah yang memberi respon positif yang mendorong dan menggalakkan kembali pemakaian obat-obat tradisional baik untuk masyarakat dan juga kalangan kedokteran modern untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari dan mengembangkan tanaman obat sebagai modalitas pengobatan yang diharapkan bisa saling berdampingan dengan modalitas pengobatan kedokteran konvensional demi kesehatan dan kesejahteraan si pasien.


VI. Cara Kerja Tanaman Obat
Mekanisme kerja dari tanaman obat ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut tapi pada umumnya cara kerja tanaman obat adalah sebagai berikut:
Mempunyai effek toksik langsung terhadap sel kanker
Salah satu senyawaan tanaman obat itu berperan pada fase tertentu dalam siklus mitosis sel.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan meningkatkan dan mengaktifkan natural killer sel.
Merupakan sumber ion/unsur Kalium (K) yang melimpah.
Merupakan sumber antioxidant untuk menanggulangi radikal bebas.
Sumber asam laktat (mis: Minuman Kombucha)
Memperbaiki dan memperkuat lingkungan jaringan tubuh dimana kanker berada
Masih banyak lagi mekanisme kerja lain yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut.


VII. Pengalaman Pribadi dalam Pemakaian Tanaman Obat
Penulis telah memakai Tanaman Obat (Fitofarmaka) selama lebih dari 15 tahun dalam pekerjaanya selaku Dokter Spesialis Bedah Tumor, pasien-pasien selalu dianjurkan dan diharuskan mengikuti dahulu modalita Pengobatan Kanker yang telah baku yakni Pembedahan, Radioterapi, Khemoterapi, Hormon dan Immunoterapi, lalu baru menambah pengobatan herbal pada pasien-pasien kankernya, kecuali pasien yang datang dalam stadium lanjut (Stadium IV) dapat diberikan langsung Fitofarmaka bersamaan dengan terapi anti nyeri.


Dalam pengalaman pribadinya penulis menemukan:
Sering ditemukan pasien yang datang berobat dalam keadaan Tumor yang lanjut yang menurut pasien sudah bertahun-tahun diobati dengan memakai tanaman obat, yang dilakukan oleh pengobat tradisional, tapi karena tidak sembuh pasien baru datang mencari pengobatan kedokteran konvensional. Sering diamati bahwa tumor ganasnya menjadi mengecil atau mengeras tapi tidak hilang, dan sekalipun telah bertahun-tahun jarang atau tidak ditemukan penyebaran ke kelenjar getah bening atau mengadakan metastasis jauh.


Adanya kasus Kanker yang residif lokal setelah lengkap diberikan semua modalitas pengobatan konvensional. Setelah diberi pengobatan dengan tanaman obat tumor residifnya mengecil bahkan menghilang.


Adanya pasien Kanker yang telah menjalani pengobatan Kanker secara kedokteran konvensional lalu dipertahankan dengan pemberian tanaman obat, mempunyai Disease free interval yang lama.


Ada pasien yang diberi tanaman obat dengan tujuan Adjuvant dengan dosis tanaman obat yang kecil saja setelah diamati sampai lebih dari 10 tahun tetap bebas residif/metastasis.


Secara subyektif pasien yang meminum tanaman obat setelah pengobatan konvensional, merasa lebih segar dan sehat, tak mudah lelah dan mempunyai semangat hidup yang lebih baik (kualitas hidup yang lebih baik).


VIII. Beberapa Tanaman Obat yang Popular Dipakai dalam Mengobati Kanker di Indonesia
Sampai sekarang ini dikenal lebih dari 40 jenis tanaman obat yang dikenal sering digunakan untuk pengobatan berbagai Kanker dimasyarakat Indonesia:
Bidara Upas (merremia mammosa)
Buah Makassar (brucea javanica)
Buah Merah (pandanus conoideus)
Cakar Ayam (selaginella doederleinii)
Daruju (acanthus ilicifolius)
Daun Dewa (gynura pseudosina segatum)
Jombang (taraxacum officinale)
Keladi Tikus (typhonium flageliforme)
Kunyit Putih (kampfera rotunda)
Kunir Putih (curcuma alba, curcuma mangga)
Mahkota Dewa (phaleria macrocarpa)
Meniran (phyllantus niriru)
Pegagan (centella asiatica)
Rumput Mutiara (hedyotis corymbosa)
Sambung Nyawa (gynura procumbens)
Sambiloto (androgaphis paniculata)
Sembukan/Daun Kentut (paederia scandens)
Tapak Dara (Vinca rosea/cantharanthus roseus)
Temu Putih (curcuma zedoaria)
Macam-macam benalu
Macam-macam Jamur : Maitake, Ganoderma, Sheiitake
Masih banyak lagi tanaman obat yang dipercaya dan telah dipakai untuk mengobati penyakit Kanker.


Biasanya tanaman obat yang diberikan untuk pengobatan Kanker terdiri dari 4-6 macam tanaman. Dengann dosis 3 x 1 – 2cap (@500gram)
Misalnya untuk:


- Kanker Payudara : Yang paling sering dipakai:Kunir Putih, Rumput Mutiara, Jombang, Bidara Upas, Keladi Tikus dan Mahkota Dewa. Ditambah Daun Dewa 3 x 3-7lembar segar, atauDaun Sambung Nyawa.


- Kanker Leher Rahim dan Ovarium:Temu Putih, Rumput Mutiara, Sambiloto, Pegagan, Keladi Tikus dan Mahkota Dewa.


- Kanker Hati :Daruyu, Temulawak, Rumput Mutiara, Pegagan.


IX. Penutup
Masih begitu banyak hal-hal yang perlu dipelajari dan diteliti lebih lanjut tentang manfaat tanaman obat bagi pengobatan Kanker.

Sumber : http://www.mahkotadewa.com/Indo/info/makalah/Naland260505.htm

NB: Bagi Anda yang berminat untuk terapi Herbal, kami membantu menyediakan ekstrak dimaksud. Info lebih lanjut :

Budi Prakoso, SE,M.Si

081310343598

email : sehatherbal@yahoo.co.id

web : http://herbmedicine.blogspot.com - herb store online


No comments:

Post a Comment